Umrohcerdas.com – Masjidil Haram di Makkah merupakan pusat ibadah umat Islam yang setiap tahunnya dikunjungi jutaan jamaah haji dan umrah. Namun, tidak banyak yang mengetahui bahwa kawasan Masjidil Haram juga dikelilingi oleh gunung-gunung bersejarah. Gunung-gunung ini menjadi saksi bisu perjalanan dakwah Rasulullah SAW, tempat turunnya wahyu, hingga lokasi berbagai peristiwa penting dalam sejarah Islam.
Berikut tujuh gunung bersejarah yang berada di sekitar Masjidil Haram:
1. Jabal Nur – Gunung Penuh Cahaya
Letak: Sekitar 4 km di sebelah timur laut Masjidil Haram.
Ketinggian: ± 640 meter.
Sejarah:
Di sinilah terdapat Gua Hira, tempat Rasulullah SAW ber-tahannuts (menyepi) sebelum diangkat menjadi Nabi.
Pada usia 40 tahun, beliau menerima wahyu pertama (Surah Al-‘Alaq ayat 1–5) melalui Malaikat Jibril di gua ini.
Keistimewaan:
Sampai hari ini, Jabal Nur menjadi salah satu destinasi spiritual favorit jamaah umrah dan haji.
Mendaki ke puncaknya memerlukan waktu ± 1,5–2 jam, dan dari atas terlihat panorama Kota Makkah.
2. Jabal Tsur – Gunung Persembunyian Hijrah
Letak: ± 5 km dari Masjidil Haram, arah selatan Makkah.
Ketinggian: ± 728 meter.
Sejarah:
Gunung ini memiliki Gua Tsur, tempat Rasulullah SAW dan Abu Bakar As-Siddiq bersembunyi selama tiga hari ketika dikejar kaum Quraisy saat hijrah ke Madinah.
Allah menunjukkan kuasa-Nya dengan menutup pintu gua menggunakan sarang laba-laba dan burung merpati sehingga musuh mengira gua tersebut kosong.
Keistimewaan:
Peristiwa di Gua Tsur menjadi bukti nyata pertolongan Allah kepada hamba-Nya yang berjuang di jalan kebenaran.
3. Jabal Abu Qubais – Gunung Mukjizat Bulan Terbelah
Letak: Berada di timur Masjidil Haram, dekat dengan bukit Shafa.
Sejarah:
Diyakini sebagai tempat Nabi Muhammad SAW memperlihatkan mukjizat terbelahnya bulan kepada kaum Quraisy.
Pada masa lampau, gunung ini juga digunakan sebagai tempat pengumuman penting bagi masyarakat Makkah.
Keistimewaan:
Jabal Abu Qubais disebut juga sebagai “Gunung Islam” karena sejak awal telah menjadi saksi kejadian luar biasa yang berkaitan dengan kerasulan Nabi Muhammad SAW.
4. Jabal Qu‘aiqi‘an – Benteng Alami Kota Makkah
Letak: Di sisi barat laut Masjidil Haram.
Sejarah:
Gunung ini berfungsi sebagai benteng alami yang melindungi Kota Makkah dari serangan luar.
Nama Qu‘aiqi‘an sering disebut dalam literatur klasik sebagai salah satu gunung penting di sekitar Haram.
Keistimewaan:
Secara historis, gunung ini menegaskan posisi geografis Makkah yang dikelilingi oleh pegunungan sebagai pelindung alami.
5. Jabal Hindi – Gunung Pertemuan Kaum Quraisy
Letak: Tidak jauh dari pusat kota Makkah.
Sejarah:
Menurut riwayat, gunung ini sering menjadi tempat kaum musyrikin Quraisy berkumpul untuk membicarakan strategi menghadapi Rasulullah SAW.
Namanya diambil dari kisah salah satu tokoh Quraisy yang terkait dengan wilayah ini.
Keistimewaan:
Menjadi salah satu lokasi yang menunjukkan betapa kerasnya penolakan masyarakat Quraisy terhadap dakwah Nabi, namun juga bukti kemenangan Islam di kemudian hari.
6. Jabal Ka‘kah (Khandamah) – Gunung Pengintaian
Letak: Di sebelah selatan Masjidil Haram.
Sejarah:
Jabal Ka‘kah digunakan sebagai titik pengintaian oleh penduduk Makkah.
Dari puncaknya, kota Makkah terlihat jelas sehingga gunung ini strategis untuk pertahanan.
Keistimewaan:
Saat ini, sebagian wilayah Jabal Ka‘kah telah digunakan untuk pembangunan jalan dan pemukiman.
7. Jabal Umar – Gunung yang Berubah Menjadi Kawasan Modern
Letak: Di sisi barat Masjidil Haram.
Sejarah:
Dulu, Jabal Umar merupakan area pemukiman warga Makkah.
Kini, gunung ini menjadi lokasi mega proyek Jabal Umar Development Project, kawasan hotel dan apartemen modern untuk menunjang kebutuhan jamaah haji dan umrah.
Keistimewaan:
Menjadi bukti perubahan Makkah dari kota sederhana di masa Nabi menjadi pusat peradaban Islam modern.
Kesimpulan
Ketujuh gunung yang mengelilingi Masjidil Haram bukan sekadar bagian dari alam, melainkan menyimpan jejak sejarah perjuangan Rasulullah SAW dan awal mula perkembangan Islam. Bagi jamaah haji dan umrah, mengenal gunung-gunung ini menambah wawasan sekaligus menghadirkan rasa haru saat menyadari bahwa setiap sudut Kota Makkah penuh dengan makna spiritual.
Tinggalkan Balasan