UMROHTERUS.COM – JAKARTA, Setelah menunggu lebih dari enam bulan lamanya akibat pandemi covid-19, jamaah di Indonesia akhirnya bisa terbang ke Arab Saudi. Sebanyak 360 jamaah, berangkat ke tanah suci untuk melaksanakan umrah dari Bandara Internasional Sukarno-Hatta, Minggu (1/11).
Sehari sebelumnya, mereka mengikuti test swab atau Polymerase Chain Reaction (PCR). Lantaran kuota masih terbatas dan hanya 360 jamaah, kesempatan umrah perdana itu diambil sendiri oleh para pemilik atau pengelola Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah.
“Alhamdulillah, akhirnya kita bisa berangkat umrah,” kata Retno Anugerah Andriyani, Direktur Utama PT Hajar Aswad sekaligus sekretaris Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia Jateng usai mengikuti test swab di Jakarta, sebelum bertolak ke Arab Saudi, Sabtu (31/10)
Indonesia dan Pakistan adalah dua negara di Asia yang mendapat jatah dari Pemerintah Arab Saudi di tahap ketiga pembukaan umrah, mulai 1 November tahun ini. Dari kuota visa hanya 10.000 per hari untuk seluruh dunia, kemungkinan Indonesia hanya mendapat jatah 100 hingga 1.000 jamaah per hari dan pengajuan visa maksimal 50 grup.
Jamaah yang boleh berangkat umrah antara 18 sampai 50 tahun dan wajib test swab sesuai syarat Kementerian Kesehatan dengan hasil negatif 72 jam sebelum mendararat di Arab Saudi. Penerbangan ke sana harus menggunakan Saudi Airlines dan menginap di hotel bintang 4 atau 5 dan saat di bus hanya boleh diisi maksimal 20 pax.
Saat umrah, jamaah wajib BRN hotel dan transpotasi darat dari sistem kementerian. Setiap jamaah diberi pemahaman pencegahan covid-19 dan harus diterapkan sepanjang perjalanan, dari kedatangan di Arab Saudi hingga kepulangan ke negara masing-masing.
BACA JUGA : Jusuf Kalla jadi orang pertama melaksanakan ibadah Umroh
Selama tiga hari, jamaah dikarantina, di Jeddah maupun di Madinah, sebelum melakukan ibadah. Selain itu, jamaah hanya diperkenankan satu kali umrah, mulai dari Thawaf, Sa’i, dan Tahallul. Shalat 5 waktu di Masjidil Haram dibebaskan.
“Dengan adanya pembatasan yang diterapkan akibat covid-19, terjadi kenaikan biaya umrah, lebih kurang lebih Rp 10 juta dari harga paket biasa.”
sumber:suaramerdeka.com
Tinggalkan Balasan